Label ‘pembelajar’ pada organisasi Anda tidak cukup diraih dengan memberikan pelatihan kepada karyawan baru.
Melimpahnya pilihan telah menciptakan pelanggan yang semakin menuntut. Mereka tak lagi sekadar menuntut produk atau layanan persis seperti yang mereka inginkan, namun menginginkannyam sekarang juga. Sementara esok mereka sudah menginginkan yang lain lagi. Jalan satu-satunya agar pelanggan tak ‘pindah ke lain hati’ adalah memperbesar keunggulan kompetitif perusahaan keunggulan kompetitif dan keunggulan differensiasi. Sumber keunggulan paling penting dan utama, kata penulis dan perencana perusahaan Arie de Geus, adalah kemampuan untuk terus-menerus memikirkan ulang tujuan dan metode Anda. Singkatnya, kemampuan belajar!
Pengajar MIT, Peter Senge, merangkum pembelajaran ini dalam gagasan ‘organisasi pembelajar’, yang didefinisikannya sebagai organisasi di mana orang secara terus-menerus memperbesar kapasitasnya untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana aspirasi kolektif dibiarkan bebas, dan orang terus-menerus belajar melihat keseluruhan secara bersama-sama. Sayangnya, banyak perusahaan ternyata terkendala dalam penerapan gagasan ini. Salah satunya karena sindrom ‘I am my position’ yang membuat individu tidak merasa bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi di bagian lain di perusahaan. Kendala lain adalah prinsip ‘the enemy is out there’ yang menganggap bahwa masalah ada di luar perusahaan, bukan di dalam. Alhasil perusahaan hanya berfokus pada produk pesaing sebagai tantangan, mengabaikan penurunan kualitas desain produk internal yang sebenarnya lebih mengancam. penting bagi Anda untuk mengenali mengenali ciri-ciri organisasi pembelajar yang disebut Senge sebagai ‘converging disciplines’:
1. Berpikir sistem
yaitu memandang keseluruhan atau keterkaitan antara berbagai hal. Artinya, setiap orang dalam perusahaan menghayati bahwa sesuatu yang dilakukan hari ini, di sini, memiliki efek (mungkin buruk) di tempat lain, mungkin nanti. Sikap ini membuat setiap orang dalam perusahaan Anda lebih bertanggung jawab melakukan tugasnya sebaik-baiknya, dengan kesadaran penuh bahwa kualitas pekerjaannya menentukan kualitas dan hasil yang diperoleh oleh perusahaan secara keseluruhan. Penguasaan pribadi. Artinya adalah menjalani hidup dari sudut pandang kreatif, bukan reaktif. Orang yang memiliki penguasaan pribadi yang baik tidak pernah merasa cukup belajar, dan dari usaha inilah semangat organisasi pembelajar berasal.
2. Model mental
yaitu gambaran mental yang dipegang kuat tentang bagaimana dunia bekerja atau siapa seseorangsejatinya. Gambaran ini mempengaruhi apa yang kita lakukan karena telah terlebih dahulu mempengaruhi apa yang kita lihat. Jika seseorang Anda pandang tidak cakap, maka Anda memperlakukannya sebagai orang yang tidak cakap. Dan kesalahan pertama yang dibuatnya langsung Anda hakimi sebagai bukti ketidakcakapannya. Alhasil dia pun menjadi orang yang tidak cakap, bukan karena dia tidak kompeten, melainkan karena dia gugup.
3. Membangun visi bersama
yaitu kekuatan dahsyat yang lebih dari sekadar gagasan, jawaban atas pertanyaan ‘apa yang ingin kita ciptakan’? Ketika orang memiliki visi bersama, mereka menjadi terhubung, dan pekerjaan menjadi bagian dari usaha mencapai tujuan yang lebih besar
4. Pembelajaran tim
yaitu menyelaraskan dan mengembangkan kapasitas tim untuk menciptakan hasil yang benar-benar diinginkan anggotaanggotanya. Banyak otak lebih cerdas daripada satu otak dan tim belajar berpikir lebih mendalam tentang masalah-masalah yang lebih kompleks. Organisasi pembelajar, kata Senge, dapat dicapai – paling tidak dimulai– dengan adanya peran pemimpin yang juga pembelajar. Sang pemimpin harus mampu merancang tujuan, visi, dan nilai inti yang menjembatani; merancang kebijakan, strategi, dan sistem yang diperlukan; dan mengintegrasikan kelima disiplin. Sang pemimpin haruslah menjadi pelayan –bukan pemilik– visi. Dan dia harus menjadi guru yang memberikan contoh dan menyebarkan visi tersebut kepada semua orang.
(DP/50 Terobosan Manajemen yang Perlu Anda Ketahui, Edward Russell-Walling, terbitan ESENSI)
Sumber: Choice Edisi 25