Terapi gusi memang belum banyak yang mengenalnya, bahkan di kalangan dokter. Dan memang daerah rongga mulut, termasuk gigi dan gusi,memang sumber dari berbagai penyakit berat. Ditemukan pada 1999 oleh penulis, seorang dokter gigi dari Semarang saat menangani pemberihan karang gigi dan jaringan periodontal pada pasien. Semakin banyak kasus yang ditangani dengan terapi gusi, semakin terbukti keampuhannya mengatasi berbagai penyakit seperti migraine , vertigo, sinusitis, asam surat, pasca stroke, rematik, yeri punggung, dan hipertrigliserida. (Healty Life, Maret 2012)

Kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting untuk menunjang kesehatan tubuh secara keseluruhan. Terapi Gusi pertama kali ditemukan pada tahun 1999 berawal dari pembersihan karang gigi dan jaringan periodontal/gingival. Banyak pasien yang merasa kondisinya lebih sehat setelah menjalani terapi ini. (Kartini, 8-22 Maret 2012 hlm 138)

“Masih tiga bulan, tapi saya mesti persiapan karena disana sehari sehari sampai tiga kali tampil. Jadi, satu jam dibagi tiga, satu kali tampil. 20 menit,” ujarnya saat ditemui pada acara peluncuran buku Terapi Gusi drg Grace W Susanto di Kota Semarang Jawa Tengah, akhir pekan lalu. (Kompas, Selasa 3 April 2012)

Kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting untuk menunjang kesehatan tubuh secara keseluruhan. Mulut adalah pintu gerbag segala makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh. Tahun 1999 penulis menemukan terapi gusi.  Setelah melakukan perawatan tersebut, banyak pasien yang merasa kondisi tubuhnya menjadi lebih sehat dan ampuh mengatasi berbagai penyakit.  Mulai dari kasus migrant, vertigo, vertigo, sinusitis, asam urat, pasca stroke, rematik, nyeri punggung, sampai hipertriliserida.  (Sekar 04-18 April 2012 hlm 115)

Terapi gusi adalah membuang jaringan mati (granulasi) yang ada di sekitar jaringan gusi yang disebabkan berbagai perubahan, misalnya kebersihan mulut yang buruk yang dapat menganggu kondisi rongga mulut dan gusi. Buku ini, menjelaskan mengenai Terpai Gusi yang ditemukan oleh drg Grace, pada tahun 1999, yang berawal dari praktik pembersihan karang gigi (calculectomy) dan pembersihan jaringan periodontal/gingival (curretage) yang dilakukannya. Kemudian menggabungkannya dengan Diet Golongan Darah yang dipopulerkan dr Peter d’Assamo tahun 2006, menjadi suatu cara menjaga kesehatan gigi (preventive dentistry) yang dipraktikkan pada Dental SPA tahun 2007. (Nirmala, Mei 2012 hlm 85)

Ternyata, kesehatan gusi berhubungan erat dengan kekebalan tubuh. Buku ini mengurai fakta bahwa penyakit seperti insomnia, batuk, rematik, bahkan rambut rontk bersumber dari gangguan gusi. Dilengkapi dengan detail gambar, buku ini akan membuat pembaca mengetahui pangkal masalah beragam gangguan gusi dan gigi, serta cara mengatasinya. Dengan bahasa yang mudah dimengerti, penulis juga menguraikan langkah demi langkah agar pembaca dapat menjaga kesehatan gusinya sendiri. (Femina, 5-11 Mei 2012 hlm 29)

Tanpa kita sadari, kesehatan gigi dan mulut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap organ-organ lain di tubuh kita. Terapi gusi ditemukan tahun 1999, berawal dari pemebersihan karang gigi dan pembersihan jaringan periondontal/gingival yang dipraktikan Drg. M.I. Grace W. Sutanto, MM. Terapi gusi semakin terbukti keampuhannya dalam mengatasi berbagai penyakit. Penyakit apa saja? Selengkapnya bisa dibaca dalam buku berjudul Terapi untuk Kesehatan dan Kecantikan Gusi. (Gaya Hidup Sehat, 11-17 Mei 2012 hlm 32)