Penulis : Kunti Puspitasari

Bulan Juli ini, Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) tahun 2007 diadakan. Ratusan ribu lulusan SMA dan SMEA akan bertarung merebut kursi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.
Tak sedikit pula dari mereka, mempersiapkan cadangan dengan mendaftar di Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Hal ini mereka lakukan untuk berjaga-jaga apabila tidak diterima di PTN. Berbagai macam perguruan tinggi baik PTN maupun PTS membuat para lulusan ini harus selektif dalam memilih. Memilih perguruan tinggi yang tepat bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang harus diperhatikan karena berkaitan dengan masa depan mereka.

Faktor apa saja yang diperhatikan seseorang dalam memilih perguruan tinggi? Kualitas, minat, biaya, reputasi, sampai gengsi menjadi faktor seseorang dalam memilih perguruan tinggi. Septia, salah satu lulusan SMA tahun ini, sudah terpikir akan meneruskan ke perguruan tinggi mana. Ia memilih Universitas Indonesia (UI) sebagai perguruan tinggi pilihannya. Alasannya, UI sudah memiliki reputasi sebagai universitas terbaik di Indonesia. Tak bisa dipungkiri, UI memang perguruan tinggi terbaik di tanah air. Menurut hasil riset Pusat Data dan Analisa TEMPO Januari 2007 kemarin, UI menempati peringkat pertama dari sepuluh perguruan tinggi yang lulusannya dianggap favorit di pasar kerja (sumber : www.erlangga.co.id).
Lain Septia, lain Rosita. Siswi SMEA yang juga lulus tahun ini, lebih memilih perguruan tinggi yang waktu belajarnya bisa dikompromikan dengan waktu bekerja. Keinginannya untuk kuliah sambil kerja ini tidak memungkinkannya memilih PTN yang notabene jam kuliahnya sangat ketat.

Lulusan SMA yang akan memasuki bangku kuliah memang hanya bisa melihat sebuah perguruan tinggi dari apa yang mereka yakini selama ini. Informasi tentang perguruan tinggi, mereka dapatkan dari orang tua, kakak kelas, atau dari iklan di media massa. Kurangnya informasi dapat membuat terjebak dalam suatu imej yang sudah terbangun pada sebuah perguruan tinggi. Ketika membicarakan imej sebuah perguruan tinggi, mau tidak mau kita berbicara mengenai kualitas dan gengsi.

Kualitas sebuah perguruan tinggi berkaitan dengan kualitas dosen, fasilitas perkuliahan, sistem perkuliahan, dan kualitas lulusannya. PTN tidak diragukan lagi kualitasnya. Selain UI, PTN di Indonesia yang terkenal berkualitas baik diantaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Inilah yang membuat Laras, seorang mahasiwi di sebuah PTN di Bogor, tidak ragu ketika ia diterima di kampusnya sekarang. “Dengan biaya yang murah, saya bisa mendapatkan kualitas yang bagus”, katanya. Kualitas lulusan bisa disebut sebagai faktor yang langsung mencerminkan kualitas sebuah perguruan tinggi. Tak jarang banyak lulusan PTN menjadi incaran perusahaan-perusahaan pencari pekerja.

Rima, seorang lulusan salah satu PTN di Jakarta, mengakui hal itu. Kini ia bekerja di sebuah perusahaan outsourcing Dengan masuk ke PTN, mencari pekerjaan menjadi mudah karena kualitas lulusannya.”, katanya. sebagai HRD Staff. “

Bukan hanya PTN yang memiliki kualitas baik dalam menghasilkan lulusan-lulusannya. Saat ini, sudah banyak PTS yang mempunyai kualitas hampir sama baiknya dengan PTN. Sebut saja, Universitas Trisakti dan Universitas Katolik Atmajaya. Beberapa jurusan di dua PTS tersebut termasuk favorit seperti Jurusan Kedokteran di Trisakti dan Jurusan Psikologi di Atmajaya. Beberapa PTS juga menerapkan sistem pendidikan yang berbeda dari perguruan tinggi lainnya. Alasan inilah yang mendasari Senia, seorang mahasiswi di sebuah PTS di Jakarta, memilih berkuliah di kampusnya sekarang. “Saya pilih kuliah disana karena fasilitasnya lengkap dan ada mata kuliah soft skill (presentasi dan entrepreneur)”. Lulusan PTS juga tidak selamanya kalah dibanding lulusan PTN.

Regi, seorang lulusan di salah satu PTS di Jakarta, mengatakan ia pernah melihat iklan lowongan kerja yang mengkhususkan bagi lulusan beberapa PTS terkemuka. Ini memperlihatkan lulusan PTS terkemuka juga diperhitungkan. Itu soal kualitas. Bagaimana kalau seseorang memilih berkuliah di sebuah perguruan tinggi karena gengsi? Gengsi memang tidak lepas dari reputasi. Reputasi sendiri didapat dari sebuah kualitas yang diakui. Jadi, gengsi sangat erat kaitannya dengan kualitas sebuah perguruan tinggi. Misalnya sebuah perguruan tinggi A memiliki kualitas bagus karena sebagian besar lulusannya terserap ke dunia kerja. Oleh karena itu, perguruan tinggi ini dikenal memiliki reputasi yang bagus di masyarakat. Dengan reputasi bagus, seseorang memiliki gengsi tersendiri jika berkuliah disana.

Faktor gengsi inilah yang membuat Ratih, seorang mahasiswi di sebuah PTN terkenal di Depok, memilih berkuliah di kampusnya sekarang. “Saya ingin kuliah di universitas terkenal”, katanya. Berkuliah di perguruan tinggi yang dikenal banyak orang menjadi hal penting baginya. Hampir sama dengan Ratih, Indra, mahasiswa di sebuah PTS terkenal di Jakarta, menganggap iming-iming nama besar menjadi penentu ketika ia memilih perguruan tinggi tempatnya berkuliah sekarang, empat tahun lalu. Dengan nama besar, mereka yakin prospek di masa depan juga terjamin. Hal lain tentunya berkaitan dengan eksistensi seseorang di lingkungan sosialnya. Dengan berkuliah di perguruan tinggi yang terkenal, ada sebuah nilai plus yang bisa dibanggakan baik oleh diri sendiri maupun orang tua, kebanggaan menjadi bagian dari nama besar itu. Jadi, dalam memilih perguruan tinggi, apa yang Anda pilih, kualitas atau gengsi