Berkembangnya ilmu desain dan kesenirupaan dalam beberapa dekade terakhir ini, menuntut lahirnya alternatif-alternatif metodologi penelitian yang lebih mantap dalam membangun konstruksi keilmuannya. Demikian pula fenomena praksis yang telah menjadi bagian dunia keprofesian secara luas pun membutuhkan proses pembenaran ilmiah yang selama ini dirasakan masih kurang.
Begitu banyak hal-hal yang menarik dalam dunia budaya rupa untuk diteliti, namun demikian banyak pula orang yang mengalami kesulitan dalam menentukan metodologi yang tepat dalam meneliti objek-objek tersebut.
PT. Penerbit Erlangga bekerjasama dengan Fakultas Desain dan Industri Kreatif (FDIK) Universitas Indonusa Esa Unggul (UIEU) telah mengadakan bedah buku “Metodologi Budaya Rupa” di Gedung Utama Lt.8 UIEU, yang dilaksanakan pada Selasa, 02 Oktober 2012. Bedah buku yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa fakultas desain tersebut telah membuka wawasan para mahasiswa dan civitas akademika UIEU dalam memahami segala permasalahan dalam penelitian budaya rupa.
Dalam bedah buku tersebut, Agus Sachari yang juga penulis buku Metodologi Budaya Rupa menyampaikan beberapa persoalan dalam masalah penelitian budaya rupa ini. “Dalam dunia akademik, penelitian tentang budaya rupa ini sering mengalami beberapa persoalan yang biasanya dialami oleh mahasiswa, di antaranya kurang menulis atau membaca, terbatasnya sumber informasi, tidak tentu arah tujuan atau target, atmosfer akademik yang kurang mendukung, metode penelitian yang tidak jelas, tersesat di data atau sistematika, dan pembimbingan yang kurang terarah”, paparnya dalam presentasi.
Sebagai penulis buku tentang budaya rupa ini, beliau menawarkan sejumlah teori tentang metodologi penelitian yang diadopsi dari berbagai teori ilmu sosial, budaya, sejarah, manajemen, kritik seni, semiotika, dan sejumlah teori lainnya, yang selama ini telah dikembangkan oleh para peneliti di bidang desain, arsitektur, dan kesenirupaan. Selain untuk mendukung penelitian budaya rupa, buku tersebut dapat juga dipergunakan sebagai rujukan untuk kajian ilmu-ilmu budaya, sejarah kebudayaan, kritik seni, tinjauan desain, studi pembangunan, pendidikan seni, juga komunikasi.
Pada kesempatan lain, Teddy MD.s, selaku Dekan FDIK Universitas Indonusa Esa Unggul menyampaikan bahwa para mahasiswa sangat mengharapkan adanya bedah buku tentang budaya rupa semacam ini, sehingga para mahasiswa tidak hanya berkutat pada pengetahuan yang didapat di bangku kuliah, akan tetapi juga dapat menambah wawasan dari pakar budaya rupa seperti pembicara Agus Sachari ini. (ID)