Memiliki sejarah panjang hingga 500 tahun, Frankfurt Book Fair menjadi pameran buku, terutama perdagangan hak cipta buku, terbesar di dunia. Berlokasi di Frankfurt, salah satu kota industri di negara Jerman, Frankfurt Book Fair atau yang disebut Frankfurter Buchmesse dalam bahasa Jerman menjadi pameran buku yang tak ketinggalan dikunjungi para penerbit dan pekerja dunia perbukuan di Indonesia. Pada tanggal 14-18 Oktober nanti pameran ini akan berlangsung lagi di tempat yang sama, yaitu Gedung Messe Frankfurt. Pada kesempatan ini, diperkirakan 7.000 stand akan berdiri, yang berasal dari 100 negara dan menampilkan hingga 400.000 buku dengan pengunjung hingga ratusan ribu, yang juga berasal dari seluruh dunia.

Akan tetapi, pada tahun ini ada yang spesial dari Frankfurt Book Fair. Ya, tahun ini Indonesia akan menjadi Guest of Honour Frankfurt Book Fair, tuan rumah yang akan menjadi tema utama pameran. Tahun sebelumnya, 2014, negara yang menjadi tamu kehormatan adalah Finlandia.

Pada Frankfurt Book Fair 2014 terdapat 8 hall atau gedung pameran yang dibuka untuk umum. Yang paling umum dikunjungi adalah Hall 8 karena merupakan tempat penerbit dari seluruh dunia berkumpul untuk  transaksi hak cipta. Kemudian, Hall 5 adalah tempat pameran literary agent. Hall 4 tempat produk nonbuku, seperti alat tulis, pernak-pernik, mainan, dan lain-lain. Sementara, Hall 3 khusus untuk penerbit dari seluruh Jerman. Di Hall 3 inilah Paulo Coelho meluncurkan novel terbarunya, Adultery. Selain itu, penulis bestseller yang sukses dengan novel pertamanya One Day, juga meluncurkan novel terbarunya yang berjudul Us.

Pengunjung juga biasanya mampir ke Hall 6 untuk melihat stand perwakilan dari negara peserta—di sinilah Indonesia, Islandia, Polandia, Thailand, Malaysia, Rumania, Estonia, dan negara lainnya memamerkan kekayaan literasi mereka. Tahun lalu di stand Indonesia ada acara kumpul-kumpul, Fauzi Bowo yang menjabat Duta Besar Indonesia untuk Jerman pun turut hadir.

Tradisi menunjuk salah satu negara sebagai Guest of Honour dimulai pada tahun 1976 karena penyelenggara ini pameran ini memfokuskan tema utamanya pada suatu negara, sekaligus mempromosikan kekayaan literasi dan budaya negara terpilih. Tak hanya itu, pemilihan ini juga berkaitan dengan hal politis dan ekonomi, negara yang bersangkutan dianggap memiliki faktor ekonomi yang kuat. Karena itu, pada tahun 2015 ini negara Indonesia patut berbangga hati telah menjadi Guest of Honor Frankfurt Book Fair. (YAP)