Tidak dapat dipungkiri misi utama hadirnya Islam adalah menebar kasih sayang. Tujuan Islam sejak awal adalah melatih setiap individu agar peka dan sadar akan kasih sayang dan rahmat Allah SWT, menyandarkan kehidupan spiritual mereka pada sifat-sifat Allah SWT ini, dan merefleksikan kualitas keagungan Allah SWT tersebut dalam bentuk kemanusiaan mereka serta dalam membina hubungan mereka dengan semua makhluk lain ciptaan Allah SWT.
Kasih sayang dan rahmat merupakan manifestasi dari kemuliaan Allah SWT, Di antara kata kasih sayang dan rahmat terdapat satu ruang di mana perintah Allah SWT untuk menyucikan semua tindakan kita sebagai manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Al-Rahmân dan Al-Rahîm kemudian menjadi gerak dan denyut nadi dalam setiap aspek kehidupan setiap muslim yang dimanifestasikan dalam kebaikan, kemurahan, dan kasih sayang. Sifat-sifat ini berhubungan arat dengan Rahmat (Al-Rahmah). Selain itu, kata ini juga berhubungan dengan kata yang berarti rahîm. Jadi, dapat dikatakan bahwa dunia ini muncul dari rahim kemurahan dan kasih sayang Allah SWT.
Allah SWT merupakan sumber kasih sayang di alam semesta. Kasih sayang Allah disebut dengan rahmat. Ada dua bentuk kasih sayang Allah. Pertama kasih sayang yang ia turunkan kepada semua manusia dan kedua kasih sayang Allah yang diberikan karena Allah menghargai upaya manusia tersebut. Yang pertama datang dari sifat Ar rahmaan (Allah yang Maha Pemurah) sedang yang kedua dari sifat Allah Ar Rahiim (Yang Maha Penyayang).
Begitu banyak kasih sayang Allah SWT yang diberikan kepada kita, mulai dari bernafas dan menghirup udara, berjalan, memiliki anggota tubuh yang lengkap, nikmat mengkonsumsi makanan, berbicara, mendengar dan begitu banyak nikmat lainnya yang wajib kita syukuri sebagai penerima kasih sayang itu.
Maka dari itu wujud atau menifestasi seorang manusia yang bersyukur akan nikmat ini ialah ibadah. Dalam ibadah kita diharapkan mengucapkan kata syukur kepada Allah SWT dan menghargai nikmat tersebut dengan menjaganya dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. (Hijrah)